PENYEARAH GELOMBANG PENUH
Rangkaian penyearah gelombang penuh dapat
kita bedakan menjadi dua rangkaian, yaitu dengan menggunakan trafo CT dan
dengan menggunakan dioda brige. Sekarang kita akan membahas satu persatu
rangkaian penyearah gelombang penuh.
A.
Penyearah
gelombang penuh dengan trafo CT
Secara
bentuk rangkaiannya dapat kita gambarkan sebagi berikut :
Rangkaian ini menggunakan dua buah dioda yang diberikan tegangan
output dari sekunder trafo CT yang kemudian kita sebut sebagai tegangan input
rangkaian (Vi). Resistor beban RL kita gunakan pada output rangkaian yang akan
mengahsilkan tegangan output (Vout).
Terminal sekunder akan mengeluarkan dua buah tegangan keluaran
yang sama besarnya tetapi fasenya berlawanan dengan titik CT, yang akan menjadi
tegangan input Vi ke dioda D1 dan D2.
Pada
siklus positif D1 mandapat bias maju maka akan mengalir arus i1 yang akan
melewati RL lalu menuju CT.
Pada
siklus negatif D2 mandapat bias maju maka
akan mengalir arus i2 yang akan melewati RL lalu menuju CT.
Jika
siklus gelombang sinus berulang maka D1 dan D2 akan terus bekerja secara
bergantian dengan menghasilkan arah arus
iL pada Resistor Beban RL yang
searah.
Untuk lebih jelasnya kita bisa lihat kembali urutan gambarnya sebagai berikut :
Terlihat jelas bahwa rangkaian penyearah gelombang punuh ini
merupakan gabungan dua buah penyearah setengah gelombang yang mengaktifkan dua
buah dioda yang saling bergantian setiap setengah siklusnya. Dengan demikian arus maupun tegangan rata-ratanya adalah dua
kali dari penyearah setengah gelombang.
Arus rata-rata :
Dan besarnya tegangan rata-rata :
Apabila
nilai resistansi saat dioda dibias maju (Rf) jauh lebih kecil dari nilai RL,
maka nilai Rf tersebut dapat kita abaikan, sehingga besarnya tegangan rata-rata
menjadi :
Apabila
penyearah bekerja dengan tegangan Vm yang kecil, untuk mendapatkan hasil yang
lebih teliti, maka tegangan cut-in dioda (Vɣ) perlu diperhatikan,
yaitu :
Tegangan puncak inverse atau Peak Inverse Voltage (PIV) yang
diterima oleh dioda adalah sebesar 2Vm.
Misalkan
pada saat siklus positif, dimana D1 sedang dibias maju (ON) dan D2 dibias
mundur (OFF), maka jumlah tegangan yang berada pada dioda D2 yang OFF tersebut
adalah dua kali dari besarnya tegangan sekunder trafo. Sehingga nilai PIV untuk
masing-masing dioda dalam rangkaian penyearah dengan trafo CT ini adalah :
B. Penyearah Gelombang Penuh Dengan Dioda
Brige
Pada
rangkaian jenis ini kita dapat menggunakan jenis trafo CT ataupun non CT, atau
bahkan bisa juga tanpa menggunakan trafo. Rangkaian dasar penyearah gelombang
penuh dapat kita gambarkan sebagai berikut :
Prinsip
kerja rangkaian ini adalah sebagai berikut :
Pada siklus positif dari output trafo arus akan mulai mengalir
dari A, dioda D1 terbias maju dan akan menjadi ON, menghasilkan arus i1 yang
akan melewari resistor beban RL menuju dioda D3 yang akan terbias maju dan
menjadi ON, lalu arus akan sampai ke trafo bagian B.
Arus
tidak melewati dioda D2 dan D4 karena terbias mundur.
Pada siklus negatif dari output trafo arus akan mulai mengalir
dari B, dioda D2 terbias maju dan akan menjadi ON, menghasilkan arus i2 yang
akan melewari resistor beban RL menuju dioda D4 yang akan terbias maju dan
menjadi ON, lalu arus akan sampai ke trafo bagian A.
Arus tidak melewati dioda D1 dan D3 karena terbias mundur.
Arah
arus i1 dan i2 yang melewati beban RL adalah sama, dengan demikian arus pada
reisitor beban RL ini kita sebut saja sebagai iL, adalah merupakan penjumlahan
dari kedua arus i1 dan i2, dengan menempati paruh waktu masing-masing siklusnya. Untuk lebih jelasnya
dapat kita lihat pada gambar berikut ini :
Arah arus i1 dan i2 pada beban resistor RL adalah sama, dengan
demikian arus yang mengalir pada beban (iL) adalah merupakan penjumlahan dari
arus i1 dan i2, dengan menempati paruh waktu masing-masing pada setiap
siklusnya.
Besarnya aarus rata-rata pada resistor beban RL adalah sama
seperti penyearah gelombang penuh dengan trafo CT yaitu :
Dan
untuk nilai tegangan rata-rata dengan memperhatikan besarnya nilai tegangan
cut-in dioda (Vɣ) adalah :
Nilai 2Vɣ ini diperoleh karena pada setiap siklus
terdapat dua dioda yang berhubungan secara seri.
Tegangan
Puncak Inverse atau Peak Inverse Voltage (PIV) dapat kita dapatkan dari :
Contoh latihan soal :
Hitunglah
nilai arus dan tegangan rata-rata pada Vout jika kita ketahui nilai
perbandingan lilitan trafo adalah N1:N2 = 10:1, Veff = 220V dan f = 50 Hz,
resistor RL = 1KΩ.
Penyelesaian :
Kita ketahui adalah
input tegangan PLN 220 V, dengan nilai tegangan efektifnya Veff = 220V. Maka
kita dapat menghitung nilai tegangan maksimum (Vm) :
bentuk gelombang :
Pada
titik B adalah tegangan output trafo stepdown dimana perbandingan lilitan
primer N1 = 10 dan sekunder N2 = 1, maka
N1:N2 = 10:1. Maka tegangan maksimum pada titik B adalah :
Bentuk gelombang pada B :
Dengan
mempertimbangkan nilai tegangan cut-in dioda (Vɣ) besarnya tegangan
rata-rata Vdc :
Dan bentuk gelombang pada outputnya adalah :
Untuk
mencari arus maksimum Im dengan mengabaikan nilai Rf yang kecil adalah :
dan
arus rata-rata adalah:
Dari gelombang yang dihasilkan pada bagian outputnya kita bisa
melihat bahwa jarak antara puncak ke puncak semakin rapat, maka nilai frekuensi
outputnya adalah :
Besar
tegangan PIV adalah :
Terimakasih telah mengunjungi blog saya, semoga yang sedikit ini dapat bermanfaat bagi anda para pembaca yang budiman.
Referensi bacaan :
Malvino,A.P. (1993). Electronics Principles 5th Edition.
Herman Dwi Surjono, Ph.D. (2007). Ebook Elektronika Terapan.
Dan dari berbagai sumber lainnya.
Desain Gambar : Basuki Dwi Putranto
Menggunakan aplikasi Livewire dan CircuitMaker
Tidak ada komentar:
Posting Komentar